Showing posts with label nabi m. Show all posts
Showing posts with label nabi m. Show all posts

Friday 25 March 2022

Kisah Nabi Muhammad SAW Membelah Bulan





Di zaman Jahilliyah hiduplah raja bernama Habib bin Malik di Syam, dia penyembah berhala yang fanatik dan menentang serta membenci agama yang didakwahkan Rasulullah Saw.

Suatu hari Abu Jahal menyurati Raja Habib bin Malik perihal Rasulullah Saw. Surat itu membuatnya penasaran dan ingin bertemu dengan Rasulullah Saw, dan membalas surat itu Ia akan berkunjung ke Mekah.

Pada hari yang telah ditentukan berangkatlah Ia dengan 10.000 orang ke Mekah.

Sampai di Desa Abtah, dekat Mekah, ia mengirim utusan untuk memberitahu Abu Jahal bahwa Dia telah tiba di perbatasan Mekah.

Maka disambutlah Raja Habib oleh Abu Jahal dan pembesar Quraisy.

“Seperti apa sih Muhammad itu..?”

Tanya Raja Habib setelah bertemu dengan Abu Jahal.

“Sebaiknya Tuan tanyakan kepada Bani Haasyim,” jawab Abu Jahal. Lalu Raja Habib menanyakan kepada Bani Hasyim.

“Di masa kecilnya, Muhammad adalah anak yang bisa di percaya, jujur, dan baik budi.

Tapi, sejak berusia 40 tahun, Ia mulai menyebarkan agama baru, menghina dan menyepelekan tuhan-tuhan kami.

Ia menyebarkan agama yang bertentangan dengan agama warisan nenek moyang kami,” jawab salah seorang keluarga Bani Hasyim.

Raja Habib memerintahkan untuk menjemput Rasulullah Saw, dan menyuruh untuk memaksa bila Ia tidak mau datang.

Dengan menggunakan jubah merah dan sorban hitam, Rasulullah Saw datang bersama Abu Bakar As Siddiq ra, dan Khadijah ra.

Sepanjang jalan Khadijah Ra, menangis karena khawatir akan keselamatan suaminya, demikian pula Abu Bakar ra. “Kalian jangan takut, kita serahkan semua urusan kepada Allah ﷻ ” Kata Rasulullah Saw.

Sampai di Desa Abthah, Rasulullah Saw di sambut dengan ramah dan dipersilahkan duduk di kursi yang terbuat dari emas.

Ketika Rasulullah Saw duduk di kursi tersebut, memancarlah cahaya kemilau dari wajahnya yang berwibawa, sehingga yang menyaksikannya tertegun dan kagum

Maka berkata Raja Habib:

“Wahai Muhammad setiap Nabi memiliki mukjizat, mukjizat apa yang Engkau miliki..?”

Dengan tenang Rasulullah Saw balik bertanya:

“Mukjizat apa yang Tuan kehendaki..?”

Raja Habib bin Malik Menjawab:

“Aku menghendaki matahari yang tengah bersinar engkau tenggelamkan, kemudian munculkanlah bulan. Lalu turunkanlah bulan ke tanganmu, belah menjadi dua bagian, dan masukkan masing-masing ke lengan bajumu sebelah kiri dan kanan.

Kemudian keluarkan lagi dan satukan lagi. Lalu suruhlah bulan mengakui engkau adalah Rasul. Setelah itu kembalikan bulan itu ke tempatnya semula. Jika engkau dapat melakukannya, aku akan beriman kepadamu dan mengakui kenabianmu,”.

Mendengar itu Abu Jahal sangat gembira, pasti Rasulullah Saw tidak dapat melakukannya. Dengan tegas dan yakin Rasulullah Saw menjawab: “Aku penuhi permintaan Tuan.”

Kemudian Rasulullah Saw berjalan ke arah Gunung Abi Qubaisy dan shalat dua rakaat.

Slesai shalat, Beliau Saw berdoa dengan menengadahkan tangan tinggi-tinggi, agar permintaan Raja Habib terpenuhi.

Seketika itu juga tanpa diketahui oleh siapapun juga turunlah 12.000 malaikat.



Maka berkatalah malaikat:

“Wahai Rasulullah, Allah menyampaikan salam kepadamu.

Allah berfirman: ‘Wahai kekasih-Ku, janganlah engkau takut dan ragu. Sesungguhnya Aku senantiasa bersamamu. Aku telah menetapkan keputusan-Ku sejak Zaman Azali.’

Tentang permintaan Habib bin Malik, pergilah engkau kepadanya untuk membuktikan kerasulanmu. Sesungguhnya Allah yang menjalankan matahari dan bulan serta mengganti siang dengan malam.

Habib bin Malik mempunyai seorang putri cacat, tidak punya kaki dan tangan serta buta. Allah ﷻ telah menyembuhkan anak itu, sehingga ia bisa berjalan, meraba dan melihat.”

Lalu bergegaslah Rasulullah Saw turun menjumpai orang kafir, sementara bias cahaya kenabian yang memantul dari wajahnya semakin bersinar.

Waktu itu matahari telah beranjak senja, matahari hampir tenggelam, sehingga suasananya remang-remang

Tak lama kemudian Rasulullah Saw berdoa agar bulan segera terbit. Maka terbitlah bulan dengan sinar yang benderang.

ILUSTRASI Terbelahnya Bulan Lalu dengan dua jari Rasulullah Saw mengisyaratkan agar bulan itu turun ke pada nya.

Tiba-tiba suasana jadi amat menegangkan ketika terdengar suara gemuruh yang dahsyat.

Segumpal awan mengiringi turunnya bulan ke tangan Rasulullah Saw. Segera setelah itu Beliau rosulalloh membelahnya menjadi dua bagian, lalu Beliau masukkan ke lengan baju kanan dan kiri.

Tidak lama kemudian, Beliau rosulalloh mengeluarkan potongan bulan itu dan menyatukannya kembali.

Dengan sangat takjub orang-orang menyaksikan Rasulullah Saw menggengam bulan yang bersinar dengan indah dan cemerlang.

Bersamaan dengan itu bulan mengeluarkan suara:

“Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh.” Menyaksikan keajaiban itu, pikiran dan perasaan semua yang hadir terguncang. Sungguh, ini bukan mimpi, melainkan sebuah kejadian yang nyata..! Sebuah mukjizat luar biasa hebat yang disaksikan sendiri oleh Raja Habib bin Malik.

Ia menyadari, itu tak mungkin terjadi pada manusia biasa, meski ia lihai dalam ilmu sihir sekalipun..!

Namun, hati Raja Habib masih beku. Maka ia pun berkata, “Aku masih mempunyai syarat lagi untuk mengujimu.” Belum lagi Raja Habib sempat melanjutkan ucapannya, Rasulullah memotong pembicaraan, “Engkau mempunyai putri yang cacat, bukan..?

Sekarang, Allah SWT telah menyembuhkannya dan menjadikannya seorang putri yang sempurna.”

Raja Habib pun terkejut karena tidak ada siapapun yang tahu penyakit anaknya itu yaitu lumpuh dan matanya buta kecuali orang-orang istana dan mereka yang dekat dengannya saja.

Mendengar itu, betapa gembiranya hati Raja Habib. Spontan ia pun berdiri dan berseru, “Hai penduduk Mekah..!

Kalian yang telah beriman jangan kembali kafir, karena tidak ada lagi yang perlu diragukan.

Ketahuilah, sesungguhnya aku bersaksi: tiada Tuhan selain Allah dan tiada sekutu baginya; dan aku bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah Utusan dan hamba-Nya..!”

Melihat semua itu Abu Jahal jengkel dan marah, dengan emosi berkata kepada Raja Habib:

“Wahai…! Raja Habib engkau beriman kepada tukang sihir ini, hanya karena menyaksikan kehebatan sihirnya..?”

Namun Raja Habib tidak menghiraukannya dan berkemas untuk pulang. Sampai di pintu gerbang istana, putrinya yang sudah sempurna, menyambutnya sambil mengucapkan dua kalimat sahadat. Tentu saja Raja Habib terkejut. “Wahai putriku, darimana kamu mengetahui ucapan itu..?

Siapa yang mengajarimu..?”

“Aku bermimpi didatangi seorang lelaki tampan rupawan yang memberi tahu ayah telah memeluk Islam. Dia juga berkata, jika aku menjadi muslimah, anggota tubuhku akan lengkap. Tentu saja aku mau, kemudian aku mengucapkan dua kalimat sahadat,” jawab sang putri.

Maka seketika itu juga Raja Habib pun bersujudlah sebagai tanda syukur kepada Allah.


Friday 15 April 2011

Kelebihan Pahala Umat Nabi Muhammad S.A.W

Kelebihan Pahala Umat Rasulullah

*Kabul Akhbar berkata bahawa:*
Saya telah membaca kitab yang diturunkan oleh Allah S.W.T kepada Nabi
Musa A.S yang mana Allah berfirman yang bermaksud:

Wahai Musa, dua rakaat yang disembahyangkan pada waktu subuh oleh
Muhammad dan umatnya Aku menganpunkan bagi mereka (yang mengerjakan
solat subuh) semua apa-apa yang terjadi pada malam dan siang hari, dia
tetap dibawah lindunganKu.

*Firman Allah S.W.T:*

Wahai Musa, solat Zohor empat rakaat yang dilakukan oleh Muhammad dan
umatnya, aku akan beri kepada mereka pengampunan pada rakaat pertama,
aku beratkan timbangan mereka pada rakaat kedua, rakaat ketiga Aku
kerahkan para malaikatKu bertasbih dan membaca istighfar (memohon ampun)
bagi mereka dan pada rakaat keempat Aku bukakan untuk mereka pintu-pintu
langit sehingga para bidadari dapat mengintai mereka.

*Firman Allah S.W.T:*

Wahai Musa, empat rakaat solat asar yang dilakukan oleh Muhammad dan
umatnya, maka semua para malaikat dilangit dan dibumi meminta ampun
untuk mereka, maka sesiapa yang telah diminta ampun oleh malaikat,
tidaklah Aku siksa mereka.

*Firman Allah S.W.T:*

WAhai Musa, solat Maghrib tiga rakaat yang dikerjakan oleh Muhammad dan
umatnya, iaitu ketika matahari terbenam, maka Aku bukakan untuk mereka
pintu2 langit , dan setiap sesuatu yang mereka minta pasti akan Aku
berikan.

*Firman Allah:*

Wahai Musa, solat Isya empat rakaat yang dikerjakan oleh Muhammad dan
umatnya ketika terbenam mega-mega merah, Solat itu adalah lebih baik
daripada dunia dan seisinyadan juga mereka terlepas dari dosa-dosa.
Mereka itu bagaikan anak yang baru lahir dari perut ibu.
*Firman Allah S.W.T.:*

Wahai Musa, jika Muhammad dan umatnya berwudhu sebagaimana Aku
perintahkan, maka Aku berikan kepada mereka setiap titik air wudhu itu
dengan syurga  yang luasnya seluas langit dan bumi.

*Firman Allah S.W.T.:*

Wahai Musa, puasa yang dikerjakan oleh Muhammad dan umatnya dalam bulan
Ramadhan selama sebulan dalam setiap tahun, maka akan Aku berikan mereka
setiap satu hari puasa itu satu kota di syurga dan setiap kebaikan yang
dilakukan oleh mereka yang sunat, akan diberi pahala sebesar pahala
fardhu. Aku berikan kepada mereka satu malam yang bernama Lailatul
Qadar, barangsiapa yang membaca istighfar pada malam itu hanya sekali
tetapi dengan bersungguh dan menyesal didalam hatinya terhadap
kesalahan2nya, apabila dia mati pada malam itu atau pada bulan itu, maka
Aku berikan pahala kepadanya pahala 30 orang mati syahid.

*Dan Firman Allah S.W.T:*

Wahai Musa, diantara umat Muhammad S.A.W. ada orang-orang yang berdiri
di atas tempat2 tinggi untuk mengumandangkan syahadat LA ILAHA ILLALLAH,
maka pahala mereka bagaikan pahala para nabi-nabi A.S. dan rahmatKu
wajib keatas mereka. Sedangkan murkaku jauh dari mereka dan tidak akan
Aku tutup bagi mereka pintu taubat selama mereka tetap bersyahadat kepadaku.

Begitulah betapa besarnya ganjaran dan kelebihan untuk umat Muhammad
jika dibandingkan dengan umat para nabi yang lain. Jadi, semoga kita
dapat memanjatkan kesyukuran yang tidak terhingga kepadaNya.


Monday 28 March 2011

Kisah Penciptaan Tubuh Rasulullah S.A.W

Ka’ab al Ahbaar radhiy-Allahu ‘anhu mengatakan, “Ketika Allah SWT
menginginkan untuk menciptakan Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam, Ia
memerintahkan Malaikat Jibril untuk membawa kepada-Nya tanah liat yang
menjadi jantung dari bumi, yang menjadi kemegahan dan cahayanya. Jibril
pun turun, ditemani beberapa malaikat dari Tempat Tertinggi di Syurga.
Ia mengambil segenggam tanah untuk penciptaan Nabi sall-Allahu ‘alaihi
wasallam dari suatu tempat yang kini menjadi makam suci beliau
sall-Allahu ‘alaihi wasallam; tanah itu berkilau putih cerah. Kemudian
ia meramas dan mengadun tanah itu dengan air ciptaan terbaik dari Air
Terjun SyurgawiT asn iim, yang berada dalam sungai-sungai jernih yang
mengalir di Syurga. Ia mengaduninya sampai tanah itu menjadi suatu
mutiara putih dengan pancaran warna putihnya yang cemerlang.

Para malaikat membawanya, mengelilingi ‘Arasy Syurgawi dan gunung-gunung
dan samudera. Dengan begitu, para malaikat dan seluruh makhluq
mengetahui akan keberadaan junjungan kita Muhammad sall-Allahu ‘alaihi
wasallam dan kehormatan beliau; sebelum mereka mengetahui Adam.” Ibn
‘Abbas radhiy-Allahu ‘anhumengatakan, “Asal usul dari tanah liat Nabi
Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam adalah dari pusat bumi, di Makkah, di titik
di mana Ka’bah berdiri. Kerana itu pula, Muhammad sall-Allahu ‘alaihi
wasallam menjadi asal usul penciptaan, dan semua makhluq ciptaan adalah
pengikut-pengikut beliau.”

Pengarang Awarif al Ma’arif [al-Suhrawardi], berkata bahawa ketika
Banjir meluap, menebarkan buih ke seluruh penjuru, esensi dari Nabi
sall-Allahu ‘alaihi wasallam berhenti hingga ke suatu tempat di dekat
tanah kubur baginda di Madinah, sehingga baginda sall-Allahu ‘alaihi
wasallam menjadi seseorang yang termasuk dalam Makkah mahupun Madinah.

Diriwayatkan bahawa ketika Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan Adam
‘alaihissalam, Ia Subhanahu Wa Ta’ala mengilhamkan kepada Adam untuk
bertanya, “Wahai Tuhan, mengapakah Engkau memberiku nama panggilan, Abu
Muhammad (ayah dari Muhammad)?” Allah menjawab, “Wahai Adam, angkat
kepalamu.” Adam pun mengangkat kepalanya dan ia melihat cahaya dari
Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam dalam kubah ‘Arsy. Adam kemudian
bertanya lagi, “Wahai Tuhan, cahaya apakah ini?” Allah menjawab, “Ini
adalah cahaya dari seorang Nabi keturunanmu. Namanya di Syurga adalah
Ahmad, dan di Bumi namanya Muhammad sall- Allahu ‘alaihi wasallam. Jika
bukan demi dirinya, tentu Aku tidak akan menciptakan dirimu, tidak pula
Langit, tidak pula Bumi.” ‘Abd al-Razzaq meriwayatkan, dari Jabir bin
‘Abdullah radhiy-Allahu ‘anhu, bahawa ia berkata, “Ya RasulAllah, semoga
ayahku dan ibuku dikorbankan demi dirimu, ceritakan padaku tentang hal
pertama yang Allah ciptakan, sebelum yang lain-lainnya.” Beliau
menjawab, “Wahai Jabir, Allah menciptakan, sebelum apa pun yang lain,
cahaya Nabimu dari cahaya-Nya. Cahaya itu mulai bergerak ke mana pun
Allah kehendaki dengan Qudrat Ilahiah Allah.

Pada saat itu belum ada Tablet (Lauh) belum pula Pena; belum ada Syurga
mahupun Neraka, tidak ada malaikat; tidak ada Langit, tidak pula Bumi;
tak ada Matahari mahupun Bulan, tak ada Jinn ataupun manusia. Ketika
Allah ingin untuk menciptakan makhluq-Nya, Ia membahagi cahaya itu
menjadi empat bahagian.

Dari bahagian pertama, Ia menciptakan Pena, dari yang kedua, Tablet
(Lauh), dan dari yang ketiga, ‘Arasy. Kemudian, Ia membahagi bahagian
keempat menjadi empat bahagian: bahagian pertama membentuk para pembawa
‘Arasy, bahagian kedua menjadi penunjang kaki ‘Arasy, dan dari bahagian
ketiga Ia menciptakan malaikat- malaikat lainnya. Ia kemudian membahagi
bahagian keempat menjadi empat bahagian lagi: Ia menciptakan langit dari
bahagian pertama, bumi-bumi dari bahagian kedua, Syurga dan Neraka dari
bahagian ketiga. Kemudian Ia membahagi lagi bahagian keempat sisanya
menjadi empat bahagian: menciptakan cahaya firasat orang-orang beriman
dari bahagian pertama, cahaya kalbu-kalbu mereka(iaitu ma’rifat Allah)
dari bahagian kedua, dan dari bahagian ketiga Ia ciptakan cahaya
kesenangan dan kegembiraan (Uns, iaitu Laa ilaha illa Allah, Muhammadun
Rasuulullah).

Suatu riwayat lain dari ‘Ali ibn Al-Husain radhiy-A llahu ‘anhu dari
ayahnya [iaitu Husain ibn 'Ali ibn Abi Talib, peny.] radhiy-Allahu
‘anhu, dari datuknya [iaitu 'Ali ibn Abi Talib] karram-Allahu wajhahu,
dari Nabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam yang bersabda, “Aku adalah suatu
cahaya di hadapan Tuhanku, empat belas ribu tahun sebelum penciptaan
Adam.” Telah pula diriwayatkan bahawa ketika Allah menciptakan
Adam‘alaihiss alam, Ia Subhanahu Wa Ta’ala menaruh cahaya itu di
punggung Adam, dan cahaya itu biasa berkilau dari bahagian depannya,
menelan seluruh sisa cahayanya. Kemudian Allah menaruh cahaya itu ke
‘Arasy Kekuasaan-Nya, dan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya membawanya
di pundak mereka, dan memerintahkan mereka pula untuk membawa Adam
berkeliling di Langit dan mempertunjukkan padanya keindahan-keindahan
Kerajaan-Nya.

Ibn ‘Abbas radhiy-Allahu ‘anhu berkata, Penciptaan Adam adalah pada hari
Jumat di siang hari. Allah kemudian menciptakan baginya Hawa’, isterinya,
dari satu tulang rusuk kirinya ketika ia sedang tertidur. Saat ia bangun
dan melihat Hawa’, Adam merasa tenteram dengannya, dan ia mulai
merentangkan tangannya ke Hawa’. Malaikat berkata, “Berhenti, Adam.”
Adam berkata, “Kenapa, tidakkah Allah menciptakannya untukku?” Mereka
menjawab, “Tidak boleh hingga kau membayar mas kawin padanya”. Adam
bertanya, “Apa mas kawinnya?” Para Malaikat menjawab, “Dengan membaca
salawat atas Muhammad tiga kali.” [ dan dalam riwayat lain, dua puluh kali].

Telah pula diriwayatkan bahawa ketika Adam‘alaihis salam meninggalkan
Syurga, ia melihat tertulis di kaki ‘Arasy dan di setiap titik dalam
Syurga, nama Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam di samping nama
Allah. Adam bertanya, “Wahai Tuhan, siapakah Muhammad?” Allah menjawab,
“Dia adalah anakmu, yang jika seandainya tidak demi dirinya, tentu Aku
tidak akan menciptakanmu.”Kemudian Adam berkata, “Wahai Tuhan, demi anak
ini, kurniakanlah rahmat pada ayahnya.” Allah memanggil, “Wahai Adam,
seandainya engkau akan bersyafa’at melalui
Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam bagi seluruh penduduk Langit dan
Bumi, Kami akan kabulkan permohonan syafa’atmu.”

‘Umar Ibn al-Khattab radhiy-Allahu ‘anhu berkata bahawa Sayyidina
Muhammads all- Allahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketika Adam berbuat
dosa, ia berkata, ‘Ya Allah, aku memohon kepadamu demi Muhammad untuk
mengampuniku.’ AllahSubhan ahu Wa Ta’ala berfirman padanya, ‘Bagaimana
dirimu tahu akan Muhammad padahal Aku belum menciptakannya?’ Adam
menjawab, ‘Kerana ketika Engkau, Ya Tuhanku, menciptakanku dengan
Tangan- Mu, dan meniupkan padaku dari Ruh-Mu, aku memandang ke atas dan
melihat tertulis di kaki-kaki ‘Arasy, Laa ilaaha illallah, Muhammadun
Rasuulullah. Aku tahu bahawa Engkau tidak akan menaruh suatu nama di
samping Nama-Mu, melainkan pastilah itu adalah nama seseorang yang
paling Kau-cintai dari makhluq-Mu.’ Allah berfirman,

‘Oh, Adam, kau telah mengatakan kebenaran: dialah yang paling Kucintai
di antara makhluk ciptaan-Ku. Dan kerana engkau telah memohon pada-Ku
demi dirinya, engkau kuampuni. Seandainya tidak untuk Muhammad, Aku tak
akan menciptakanmu. Dialah penutup para Nabi dari keturunanmu.’”

Dalam Hadits Salman radhiy-Allahu ‘anhu, diriwayatkan bahawa Jibril
turun menemui Nabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Tuhanmu
mengatakan, ‘Jika Aku telah menjadikan Ibrahim sebagai yang Ku-cintai,
sahabat dekat (khalil), Aku pun menganggapmu demikian. Tak pernah
Ku-ciptakan makhluk apa pun yang lebih berharga bagi-Ku daripada dirimu,
dan telah Ku-ciptakan dunia ini dan penduduknya dengan maksud untuk
membiarkan mereka mengetahui kehormatanmu dan mengetahui erti
keberadaanmu bagi-Ku; dan seandainya tidak
untukmu, tidaklah Kuciptakan dunia ini’”.

Hawa melahirkan empat puluh anak dari Adam, dalam dua puluh kali
kelahiran; tetapi ia melahirkan Seth [atau Syits]‘alaihiss alam secara
terpisah, sebagai kehormatan bagi junjungan kita Muhammad sall-Allahu
‘alaihi wasallam, yang cahayanya berpindah dari Adam ke Seth. Sebelum
wafatnya, Adam menitipkan pemeliharaan anak-anaknya kepada Seth, dan ia
pun, sebagai gilirannya, mempercayakan pada anak-anak tersebut, wasiat
dari Adam: untuk menaruh cahaya itu hanya pada wanita yang suci. Wasiat
ini berlanjutan, abad demi abad, sampai Allah memberikan cahaya itu
kepada Abdul Muttalib dan puteranya, Abdullah. Dengan cara inilah, Allah
menjaga kemurnian salasilah tanpa cela dari Nabi Muhammads all- Allahu
‘alayhi wasallam, dari perzinaan orang-orang bodoh. Ibn ‘Abbas
radiyAllahu ‘anhu berkata,“Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam
bersabda, ‘Tak satu pun perzinaan jahil menyentuh kelahiranku. Aku
dilahirkan tidak lain hanya dengan pernikahan Islam.’” Hisyam ibn
Muhammad Al-Kalbi meriwayatkan bahawa ayahnya berkata, “Aku menghitung
bagi (silsilah) Nabi Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam ada lima
ratus ribu ibu, dan tak kutemukan di antara mereka satu jejak pun
perzinaan, atau apa pun dari interaksi orang-orang bodoh.”


Ali radiyAllahu ‘anhu berkata bahawa Nabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Aku datang dari pernikahan, aku tidak datang dari perzinaan;
dari Adam hingga diriku dilahirkan dari ayah dan ibuku, tak satu pun
perzinaan orang jahil yang menyentuh diriku.”

Ibn ‘Abbas radiyAllahu ‘anhu berkata bahawa Nabi Muhammad sall-Allahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Orang tua moyangku tak pernah melakukan
perzinaan. Allah menjaga memindahkanku dari sulbi yang baik ke rahim
yang suci, murni dan tersucikan; bila saja ada dua jalan untuk
berpindah, aku menuju ke yang terbaik di antara mereka.” Anas
radiyAllahu ‘anhu berkata bahawa Nabi Muhammad sall-Allahu ‘alaihi
wasallammembaca, “La qad jaa-akum Rasuulum min Anfusikum” [QS. 9:128],
dan bersabda, “Aku adalah yang terbaik di antara kalian dalam
silsilahku, dalam hubungan-hubungan-ku dan nenek moyangku: tak ada
perzinaan pada ayah-ayahku dalam setiap tingkat hingga ke Adam.”

‘Aisyah radiyAllahu ‘anhu meriwayatkan dari Nabi sall-Allahu ‘alaihi
wasallam bahawa Jibril‘alaihis s alam berkata, “Aku telah meneliti Bumi
dari timur ke barat, dan tak kutemui seorang manusia pun yang lebih baik
dari Muhammadsall- Allahu ‘alaihi wasallam, dan tak kutemui seorang anak
laki-laki dari ayah mana pun yang lebih baik dari anak-anak Hasyim (Bani
Hasyim).” Dalam Sahih Al-Bukhari, Abu Hurairah radiyAllahu ‘anhu
meriwayatkan bahawa Nabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Aku
telah diutus dari generasi terbaik dari Anak-anak Adam, satu demi satu
hingga aku mencapai keadaanku sekarang ini.” Dalam Sahih Muslim, Watsila
ibn al-Aska’ meriwayatkan bahawa Muhammadsall- Allahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Allah telah memilih Kinana dari anak-anak Isma’il, dan
Quraisy dari Kinana, dan dari Quraish, anak-anak Hasyim, dan akhirnya
memilihku dari Bani Hasyim.” Al ‘Abbas radiyAllahu ‘anhu berkata Nabi
Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah menciptakan
makhluq, dan menempatkanku dalam kelompok- kelompok terbaik, dan yang
terbaik dari dua kelompok; kemudian Ia memilih suku, dan menaruhku pada
yang terbaik di antara keluarga-keluarga mereka. Kerana itulah, aku
memiliki keperibadian terbaik, roh dan sifat terbaik, dan memiliki
asal-usul terbaik di antara mereka.”

Ibn ‘Umar radiyAllahu ‘anhu berkata bahawa Muhammad sall-Allahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Allah memeriksa ciptaan-Nya dan memilih Bani Adam
(manusia) dari mereka; Ia memeriksa Bani Adam dan memilih orang-orang
Arab darinya; Ia memeriksa kaum Arab dan memilihku dari antara mereka.
Kerananya, aku selalu menjadi yang terpilih di antara yang terpilih.
Lihatlah, orang-orang yang mencintai kaum Arab, adalah kerana cinta
kepadaku hingga mereka mencintai kaum Arab, dan mereka yang membenci
kaum Arab, adalah kerana mereka membenciku hingga mereka pun membenci Arab.”

Ketahuilah bahawa Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam tidaklah terkait
(memiliki) secara langsung pada saudara laki-laki atau perempuan siapa
pun dari orang tua-orang tuanya; beliau sall-Allahu ‘alaihi wasallam
adalah anak satu-satunya mereka dan silsilah mereka berhenti pada
beliau. Dengan begitu, beliau secara eksklusif ‘memegang penuh’ suatu
silsilah yang Allah (SWT)inginkan menjadi yang tertinggi yang dapat
dicapai suatu kenabian, dan yang memegang puncak kehormatan.

Jika Anda memeriksa status silsilah beliau sall-Allahu ‘alaihi wasallam
dan mengetahui kesucian kelahiran beliau sall-Allahu ‘alaihi wasallam,
Anda akan yakin bahawa silsilah beliau adalah suatu keturunan dari
ayah-ayah yang terhormat, kerana beliau adalah Al-Nabi sall-Allahu
‘alaihi wasallam, Al ‘Arabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam, Al Abtahi
sall-Allahu ‘alaihi wasallam, Al Harami sall-Allahu ‘alaihi wasallam, Al
Hasyimi sall-Allahu ‘alaihi wasallam, Al Quraisyi sall-Allahu ‘alaihi
wasallam, elite dari Bani Hasyim, seseorang yang telah dipilih dari
suku-suku terunggul bangsa Arab, dari silsilah terbaik, keturunan paling
mulia, cabang yang paling subur, pilar tertinggi, asal usul terbaik,
akar-akar terkuat, memiliki lidah terfasih, gaya bicara terhalus, darjat
kebajikan) yang paling memberatkan, iman paling sempurna, persahabatan
paling kuat, kaum kerabat paling terhormat dari kedua pihak orang tua,
dan dari tanah Allah yang paling mulia. Beliaus all- Allahu ‘alaihi
wasallam memiliki banyak nama dan yang paling terkemuka adalah Muhammad
sall-Allahu ‘alaihi wasallam ibn (putera) Abdullah. Beliau juga adalah
putera Abdul Muttalib, yang namanya adalah Syaybat-ul Hamd, anak Hasyim,
yang namanya adalah Amr; anak dari Abd Manaaf, yang namanya adalah
al-Mughiirah, anak dari Qusai, yang namanya adalah Mujammi’, anak dari
Kilaab, yang namanya Hakiim, ibn Murra, ibn Ka’b (dari suku Quraisy),
ibn Lu’ai, ibn Ghalib, ibn Fihr, yang namanya adalah Kinana, ibn
Khuzaima, ibn Mudrika, ibn Ilias, ibn Mudhar, ibn Nizar, ibn Ma’add, ibn
Adnan.

Ibn Dihia berkata, “Para ulama setuju dan kesepakatan ulama adalah bukti
bahawa Nabi Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam telah menyebutkan
silsilah beliau hingga Adnan, dan tidak menyebutkan di atas itu.” Ibn
‘Abbas radiyAllahu ‘anhu meriwayatkan bahawa bila saja Muhammads all-
Allahu ‘alaihi wasallam menyebutkan silsilahnya beliau tak pernah
menyebut di atas Ma’add, ibn Adnan, dan akan berhenti, dengan
mengatakan, “Para genealogis (ahli silsilah) telah berbohong.” Beliau
akan mengulangi ucapannya itu dua atau tiga kali. Ibn ‘Abbas juga
berkata, “Di antara Adnan dan Isma’il ada tiga puluh ayah yang tak
diketahui [namanya, red.].”

Ka’b al-Ahbaar radiyAllahu ‘anhu berkata, “Ketika cahaya Muhammadsall-
Allahu ‘alaihi wasallam sampai pada Abdul Muttalib, dan dia telah
mencapai usia kedewasaan, dia tidur suatu hari di halaman Ka’bah; ketika
ia bangun, matanya terhitamkan dengan antimony (kohl), rambutnya
terminyaki, ia terhiasi dengan jubah yang indah dan cantik. Ia terkejut,
tak mengetahui siapa yang telah melakukan hal itu padanya. Ayahnya
menggapai tangannya dan segera membawanya ke tukang ramal Quraisy;
mereka menasihatinya untuk menikah, dan ia pun menikah. Bau dari misk
terbaik biasa memancar keluar dari dirinya, dengan Nur (cahaya) dari
Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam berkilauan dari dahinya. Bila saja
terjadi kekeringan, kaum Quraisy biasa membawanya ke Gunung Tsabiir, dan
berdoa kepada Allah melalui dirinya memohon Allah untuk menurunkan
hujan. Allah akan menjawab doa mereka dan menurunkan hujan kerana
barakah dari Nur Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam.” Ketika Abrahah,
raja Yaman datang untuk menghancurkan rumah suci (Ka’bah) dan khabar
tentang ini sampai ke kaum Quraisy, Abd al-Muttalib berkata pada mereka,
“Ia tak akan sampai ke Rumah ini, kerana Rumah ini di bawah perlindungan
Tuhannya.”

Dalam perjalanannya ke Makkah, Abrahah menjarah unta-unta dan domba kaum
Quraisy, di antaranya empat ratus unta betina milik Abd Al-Muttalib. Ia
dan banyak dari kaum Quraisy pergi ke Gunung Tsabiir. Setelah mendaki
gunung tersebut, cahaya dari NabiyAllah sall-Allahu ‘alaihi wasallam
muncul dalam bentuk suatu lingkaran di dahinya seperti sebuah bulan
sabit, dan sinarnya terpantulkan ke Rumah Suci Ka’bah. Ketika ‘Abdul
Muttalib melihat hal itu, ia berkata, “Wahai, kaum Quraisy, engkau boleh
kembali sekarang, sudah aman. Demi Allah, kini cahaya ini telah
membentuk suatu lingkaran pada diriku, tak ada keraguan bahawa
kemenangan menjadi milik kita.”

Mereka kembali ke Makkah, di mana mereka bertemu seorang laki-laki yang
diutus Abrahah. Saat melihat wajah ‘Abdul Muttalib, laki-laki tersebut
tertegun, lidahnya tergagap-gagap. Ia pun pingsan, sambil melenguh
seperti lembu jantan yang tengah disembelih. Ketika ia sedar kembali, ia
pun jatuh bersujud kepada Abdul Muttalib, sambil berkata, “Aku bersaksi
bahawa engkau benar-benar Pemimpin Kaum Quraisy.”

Telah diriwayatkan pula bahawa ketika Abdul Muttalib muncul di depan
Abrahah, gajah putih yang besar dalam pasukannya melihat ke wajah Abdul
Muttalib dan jatuh berlutut seperti seekor unta, dan jatuh bersujud.
Allah membuat gajah tersebut berbicara, berkata, “Keselamatan bagi
cahaya di sulbimu, wahai Abd al-Muttalib.” Ketika pasukan Abrahah
mendekat untuk menghancurkan Ka’bah suci, gajah tadi berlutut kembali.
Mereka memukulinya kepalanya dengan hebat untuk membuatnya berdiri, yang
tak mahu ia lakukan. Tetapi, ketika mereka memutarnya menuju Yaman, ia
pun berdiri. Kemudian Allah mengirimkan untuk melawan mereka,
armada-armada burung dari lautan, setiap ekor dari mereka membawa tiga
batu: satu dalam paruhnya, dan satu dalam setiap cakar kakinya.
Batu-batu itu memiliki ukuran seperti miju-miju, dan jika satu batu
mengenai seorang prajurit, prajurit itu akan terbunuh. Pasukan Abrahah
lari tunggang langgang. Abrahah sendiri terserang suatu penyakit. Hujung
jari-hujung jarinya terlepas, satu demi satu. Tubuhnya mengeluarkan
darah dan nanah, dan akhirnya jantungnya terbelah, dan ia pun tewas.

Peristiwa inilah yang diacu oleh Allah ketika Ia berfirman pada
Nabi-Nyas all- Allahu ‘alaihi wasallam, mengatakan, “Tahukah engkau
bagaimana Tuhanmu memperlakukan Pasukan Gajah…” (QS Al-Fiil:1-5).
Peristiwa ini adalah suatu tanda akan martabat dari junjungan kita,
Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam, dan suatu tanda akan kenabiannya,
dan kedudukannya. Peristiwa ini juga menunjukkan kehormatan yang
dikurniakan pada masyarakatnya, dan bagaimana mereka dilindungi, yang
membuat kaum Arab menyerah pada mereka, dan percaya pada kemuliaan dan
keunggulan mereka, kerana adanya perlindungan Allah atas diri mereka dan
pembelaan-Nya pada mereka melawan plot dari Abrahah yang seakan-akan tak
dapat dikalahkan .

Monday 7 March 2011

Umat Nabi Muhammad S.A.W di pecahkan kepada sepuluh kumpulan

Allah Taala menyeru: “Wahai Muhammad! Bawalah umatmu untuk dihisab dan
lintaskan mereka di atas Sirat yang dilebarkan. Panjangnya sejauh 500
tahun perjalanan.”
Malaikat Malik berdiri di pintunya (neraka). Dia menyeru: “Wahai
Muhammad! Sesiapa yang datang dari umatmu dan bersamanya ada perlepasan
dari Allah Taala, maka dia akan terselamat. Sekiranya sebaliknya maka,
dia akan terjatuh di dalam neraka. Wahai Muhammad! Katakan kepada orang
yang diringankan agar berlari! Katakan kepada orang yang diberatkan agar
berjalan!”

Nabi Muhammad SAW bersabda kepada malaikat Malik: “Wahai Malik! Dengan
kebenaran Allah Taala ke atasmu, palingkanlah wajahmu dari umatku
sehingga mereka dapat melepasi! Jika tidak, hati mereka akan gementar
apabila melihatmu.”

Malaikat Malik memalingkan mukanya dari umat Nabi Muhammad SAW. Umat
Nabi Muhammad SAW telah di pecahkan kepada sepuluh kumpulan. Nabi
Muhammad SAW mendahului mereka lalu bersabda kepada umatnya: “Ikutlah
aku wahai umatku di atas Sirat ini!”

Kumpulan pertama berjaya melintasi seperti kilat yang memancar. Kumpulan
kedua melintasi seperti angin yang kencang. Kumpulan ketiga melintasi
seperti kuda yang baik. Kumpulan yang keempat seperti burung yang
pantas. Kumpulan yang kelima berlari. Kumpulan keenam berjalan. Kumpulan
ketujuh berdiri dan duduk kerana mereka dahaga dan penat. Dosa-dosa
terpikul di atas belakang mereka.

Nabi Muhammad SAW berhenti di atas Sirat. Setiap kali, baginda SAW
melihat seorang dari umatnya bergayut di atas Sirat, baginda SAW akan
menarik tangannya dan membangunkan dia kembali. Kumpulan kelapan menarik
muka-muka mereka dengan rantai kerana terlalu banyak kesalahan dan dosa
mereka. Bagi yang buruk, mereka akan menyeru: “Wahai Muhammad SAW!”

Nabi Muhammad SAW berkata: “Tuhan! Selamatkan mereka! Tuhan! Selamatkan
mereka!

Kumpulan ke sembilan dan ke sepuluh tertinggal di atas Sirat. Mereka
tidak diizinkan untuk menyeberang. Dikatakan bahawa, di pintu syurga,
ada pokok yang mempunyai banyak dahan. Bilangan dahannya tidak terkira
melainkan Allah Taala sahaja yang mengetahui. Di atasnya ada kanak-kanak
yang telah mati semasa di dunia ketika umur mereka dua bulan, kurang dan
lebih sebelum mereka baligh. Apabila mereka melihat ibu dan bapa mereka,
mereka menyambutnya dan mengiringi mereka memasuki syurga. Mereka
memberikan gelas-gelas dan cerek serta tuala dari sutera. Mereka memberi
ibu dan bapa mereka minum kerana kehausan kiamat. Mereka memasuki syurga
bersama-sama.

Hanya tinggal, kanak-kanak yang belum melihat ibu dan bapa mereka. Suara
tangisan mereka semakin nyaring.
Mereka berkata: “Aku mengharamkan syurga bagi diriku sehingga aku
melihat bapa dan ibuku.”

Kanak-kanak yang belum melihat ibu dan bapa mereka telah berkumpul.
Mereka berkata: “Kami masih di dalam keadaan yatim di sini dan di dunia.”

Malaikat berkata kepada mereka: “Bapa-bapa dan ibu-ibu kamu terlalu
berat dosa mereka. Mereka tidak diterima oleh syurga akibat dosa mereka.”

Mereka terus menangis malah lebih kuat dari sebelumnya lalu berkata:
“Kami akan duduk di pintu syurga moga-moga Allah Taala mengampuninya dan
menyatukan kami dengan mereka.”

Demikianlah! Orang yang melakukan dosa besar akan dikurung di tempat
pembalasan yang pertama oleh mereka iaitu Sirat. Ia dipanggil “Tempat
Teropong.” Kaki-kaki mereka akan tergantung di Sirat.

Nabi Muhammad SAW melintasi Sirat bersama orang-orang yang soleh di
kalangan yang terdahulu dan orang yang taat selepasnya. Di hadapannya,
ada bendera-bendera yang berkibaran. Bendera Kepujian berada di atas
kepalanya.

Apabila bendera baginda menghampiri pintu syurga, kanak-kanak akan
meninggikan tangisan mereka. Rasulullah SAW bersabda:
“Apa yang berlaku pada kanak-kanak ini?” Malaikat menjawab: “Mereka
menangis kerana berpisah dengan bapa dan ibu mereka. “Nabi SAW bersabda:
“Aku akan menyelidiki khabar mereka dan aku akan memberi syafaat kepada
mereka, Insya Allah.”

Nabi Muhammad SAW memasuki syurga bersama umatnya yang berada di
belakang. Setiap kaum akan kekal didalam rumah-rumah mereka. Kita
memohon kepada Allah Taala agar memasukkan kita di dalam keutamaan ini
dan menjadikan kita sebahagian daripada mereka.

kisah nabi Muhammad s.a.w menangis di Padang Mahsyar

Dari Usman bin Affan bin Dahaak bin Muzahim daripada Abbas ra, bapa
saudara Rasulullah SAW dari Rasulullah SAW telah bersabda, yang bermaksud:

"Aku adalah orang (manusia) yang paling awal dibangkitkan dari kubur
(bumi) pada hari kiamat yang tiada kebanggaan. Bagiku ada syafaat pada
hari kiamat yang tiada kemegahan. Bendera pujian di tanganku dan
nabi-nabi keseluruhannya berada di bawah benderaku. Umatku adalah umat
yang terbaik. Mereka adalah umat yang pertama dihisab sebelum umat yang
lain. Ketika mereka bangkit dari kubur, mereka akan mengibas (membuang)
tanah yang ada di atas kepala mereka. Mereka semua akan berkata:

"Kami bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan kami bersaksi
bahawa Muhammad itu Rasulullah. Inilah yang telah dijanjikan oleh Allah
Taala serta dibenarkan oleh para rasul." Ibnu Abbas ra berkata: "Orang
yang pertama dibangkitkan dari kubur di hari kiamat ialah Muhammad SAW.
Jibril as akan datang kepadanya bersama seekor Buraq. Israfil pula
datang dengan membawa bersama bendera dan mahkota. Izrail pula datang
dengan membawa bersamanya pakaian-pakaian syurga."

Jibril as akan menyeru: "Wahai dunia! Di mana kubur Muhammad SAW?" Bumi
akan berkata: "Sesungguhnya, Tuhanku telah menjadikan aku hancur. Telah
hilang segala lingkaran, tanda dan gunung-ganangku. Aku tidak tahu
dimana kubur Muhammad SAW."

Rasulullah SAW bersabda:

"Lalu diangkatkan tiang-tiang dari cahaya dari kubur Nabi Muhammad SAW
ke awan langit. Maka, empat malaikat berada di atas kubur."

Israfil bersuara: "Wahai roh yang baik! Kembalilah ke tubuh yang baik!"
Maka, kubur terbelah dua. Pada seruan yang kedua pula, kubur mula
terbongkar. Pada seruan yang ketiga, ketika Rasulullah SAW berdiri,
baginda SAW telah membuang tanah di atas kepala dan janggut baginda SAW.
Baginda SAW melihat kanan dan kiri. Baginda SAW dapati, tiada lagi bangunan.

Baginda SAW menangis sehingga mengalir air matanya ke pipi. Jibril as
berkata kepadanya: "Bangun wahai Muhammad! Sesungguhnya kamu di sisi
Allah Taala di tempat yang luas." Baginda SAW bertanya, "Kekasihku
Jibril! Hari apakah ini?"

Jibril as menjawab: "Wahai Muhammad! Janganlah kamu takut! Inilah hari
kiamat. Inilah hari kerugian dan penyesalan. Inilah hari pembentangan
Allah Taala." Baginda SAW bersabda: "Kekasihku Jibril! Gembirakanlah aku!"

Jibril as berkata: "Apakah yang kamu lihat di hadapanmu?" Baginda SAW
bersabda: "Bukan seperti itu pertanyaanku." Jibril as berkata: "Adakah
kamu tidak melihat bendera kepujian yang terpacak di atasmu?" Baginda
SAW bersabda: "Bukan itu maksud pertanyaanku. Aku bertanya kepadamu akan
umatku. Di mana perjanjian mereka?" Jibril as berkata: "Demi keagungan
Tuhanku! Tidak akan terbongkar oleh bumi daripada manusia, sebelummu?"
Baginda SAW bersabda: "Nescaya akan, kuatlah pertolongan pada hari ini.
Aku akan mensyafaatkan umatku." Jibril as berkata kepada baginda SAW:
"Tungganglah Buraq ini wahai Muhammad SAW dan pergilah ke hadapan
Tuhanmu!" Jibril as datang bersama Buraq ke arah Nabi Muhammad SAW.
Buraq cuba meronta-ronta.

Jibril as berkata kepadanya: "Wahai Buraq! Adakah kamu tidak malu dengan
makhluk yang paling baik dicipta oleh Allah Taala? Sudahkah Allah Taala
perintahkan kepadamu agar mentaatinya?" Buraq berkata: "Aku tahu semua
itu. Akan tetapi, aku ingin dia mensyafaatiku agar memasuki syurga
sebelum dia menunggangku.

Sesungguhnya, Allah Taala akan datang pada hari ini di dalam keadaan
marah. Keadaan yang belum pernah terjadi sebelum ini." Baginda SAW
bersabda kepada Buraq: "Ya! Sekiranya kamu berhajatkan syafaatku,
nescaya aku memberi syafaat kepadamu." Setelah berpuas hati, Buraq
membenarkan baginda SAW menunggangnya lalu dia melangkah. Setiap
langkahan Buraq sejauh pandangan mata.

Apabila Nabi Muhammad SAW berada di Baitul Maqdis di atas bumi dari
perak yang putih, malaikat Israfil as menyeru: "Wahai tubuh-tubuh yang
telah hancur, tulang-tulang yang telah reput, rambut-rambut yang
bertaburan dan urat-urat yang terputus-putus! Bangkitlah kamu dari perut
burung, dari perut binatang buas, dari dasar laut dan dari perut bumi ke
perhimpunan Tuhan yang Maha Perkasa. Roh-roh telah diletakkan di dalam
tanduk atau sangkakala. Di dalamnya ada beberapa tingkat dengan bilangan
roh makhluk.

Setiap roh, akan didudukkan berada di dalam tingkat. Langit di atas bumi
akan menurunkan hujan dari lautan kehidupan akan air yang sangat pekat
seperti air mani lelaki. Daripadanya, terbinalah tulang-tulang.
Urat-urat memanjang. Daging kulit dan bulu akan tumbuh. Sebahagian
mereka akan kekal ke atas sebahagian tubuh tanpa roh.

Allah Taala berfirman: "Wahai Israfil! Tiup tanduk atau sangkakala
tersebut dan hidupkan mereka dengan izinKu akan penghuni kubur.
Sebahagian mereka adalah golongan yang gembira dan suka. Sebahagian dari
mereka adalah golongan yang celaka dan derita." Malaikat Israfil as
menjerit: "Wahai roh-roh yang telah hancur! Kembalilah kamu kepada
tubuh-tubuh mu. Bangkitlah kamu untuk dikumpulkan di hadapan Tuhan
semesta alam." Allah Taala berfirman: "Demi keagungan dan ketinggianKu!
Aku kembalikan setiap roh pada tubuh-tubuhnya!"

Apabila roh-roh mendengar sumpah Allah Taala, roh-roh pun keluar untuk
mencari jasad mereka. Maka, kembalilah roh pada jasadnya. Bumi pula
terbongkar dan mengeluarkan jasad-jasad mereka. Apabila semuanya sedia,
masing-masing melihat. Nabi SAW duduk di padang pasir Baitul Maqdis,
melihat makhluk-makhluk. Mereka berdiri seperti belalang yang
berterbangan. 70 umat berdiri. Umat Nabi Muhammad SAW merupakan satu
umat (kumpulan). Nabi SAW berhenti memperhatikan ke arah mereka.

Mereka seperti gelombang lautan. Jibril as menyeru: "Wahai sekalian
makhluk, datanglah kamu semua ke tempat perhimpunan yang telah
disediakan oleh Allah Taala." Umat-umat datang di dalam keadaan
satu-satu kumpulan. Setiap kali Nabi Muhammad SAW berjumpa satu umat,
baginda SAW akan bertanya: "Di mana umatku?"

Jibril as berkata: "Wahai Muhammad! Umatmu adalah umat yang terakhir."
Apabila nabi Isa as datang, Jibril as menyeru: Tempatmu!" Maka nabi Isa
as dan Jibril as menangis. Nabi Muhammad SAW berkata: "Mengapa kamu
berdua menangis." Jibril as berkata: "Bagaimana keadaan umatmu, Muhammad?"

Nabi Muhammad bertanya: "Di mana umatku?" Jibril as berkata: "Mereka
semua telah datang. Mereka berjalan lambat dan perlahan." Apabila
mendengar cerita demikian, Nabi Muhammad SAW menangis lalu bertanya:
"Wahai Jibril! Bagaimana keadaan umatku yang berbuat dosa?" Jibril as
berkata: "Lihatlah mereka wahai Muhammad SAW!" Apabila Nabi Muhammad SAW
melihat mereka, mereka gembira dan mengucapkan selawat kepada baginda
SAW dengan apa yang telah Allah Taala muliakannya. Mereka gembira kerana
dapat bertemu dengan baginda SAW. Baginda SAW juga gembira terhadap mereka.

Nabi Muhammad SAW bertemu umatnya yang berdosa. Mereka menangis serta
memikul beban di atas belakang mereka sambil menyeru: "Wahai Muhammad!"
Air mata mereka mengalir di pipi. Orang-orang zalim memikul kezaliman
mereka.

Nabi Muhammad SAW bersabda: "Wahai umatku." Mereka berkumpul di sisinya.
Umat-umatnya menangis. Ketika mereka di dalam keadaan demikian,
terdengar dari arah Allah Taala seruan yang menyeru: "Di mana Jibril?"

Jibril as berkata: "Jibril di hadapan Allah, Tuhan semesta alam." Allah
Taala berfirman di dalam keadaan Dia amat mengetahui sesuatu yang
tersembunyi: "Di mana umat Muhammad SAW?" Jibril as berkata: "Mereka
adalah sebaik umat."

Allah Taala berfirman: "Wahai Jibril! Katakanlah kepada kekasihKu
Muhammad SAW bahawa umatnya akan datang untuk ditayangkan di hadapanKu."
Jibril as kembali di dalam keadaan menangis lalu berkata: "Wahai
Muhammad! Umatmu telah datang untuk ditayangkan kepada Allah Taala."
Nabi Muhammad SAW berpaling ke arah umatnya lalu berkata: "Sesungguhnya
kamu telah dipanggil untuk dihadapkan kepada Allah Taala." Orang-orang
yang berdosa menangis kerana terkejut dan takut akan azab Allah Taala.
Nabi Muhammad SAW memimpin mereka sebagaimana pengembala memimpin
ternakannya menuju di hadapan Allah Taala.

Allah Taala berfirman: "Wahai hambaKu! Dengarkanlah kamu baik-baik
kepadaKu tuduhan apa-apa yang telah diperdengarkan bagi kamu dan kamu
semua melakukan dosa!" Hamba-hamba Allah Taala terdiam. Allah Taala
berfirman: "Hari ini, Kami akan membalas setiap jiwa dengan apa yang
telah mereka usahakan. Hari ini, Aku akan memuliakan sesiapa yang
mentaatiKu. Dan, Aku akan mengazab sesiapa yang menderhaka terhadapKu.
Wahai Jibril! Pergi ke arah Malik, penjaga neraka! Katakanlah kepadanya,
bawakan Jahanam!"

Jibril pergi berjumpa Malik, penjaga neraka lalu berkata: "Wahai Malik!
Allah Taala telah memerintahkanmu agar membawa Jahanam." Malik bertanya:
"Apakah hari ini?"

Jibril menjawab: "Hari ini adalah hari kiamat. Hari yang telah
ditetapkan untuk membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka
usahakan." Malik berkata: "Wahai Jibril! Adakah Allah Taala telah
mengumpulkan makhluk?" Jibril menjawab: "Ya!" Malik bertanya: "Di mana
Muhammad dan umatnya?" Jibril berkata: "Di hadapan Allah Taala!" Malik
bertanya lagi: "Bagaimana mereka mampu menahan kesabaran terhadap
kepanasan nyalaan Jahanam apabila mereka melintasinya sedangkan mereka
semua adalah umat yang lemah?" Jibril berkata: "Aku tidak tahu!" Malik
menjerit ke arah neraka dengan sekali jeritan yang menggerunkan.

Neraka berdiri di atas tiang-tiangnya. Neraka mempunyai tiang-tiang yang
keras, kuat dan panjang. Api dinyalakan sehingga tiada kekal mata
seorang dari makhluk melainkan bercucuran air mata mereka (semuanya
menangis). Air mata sudah terhenti manakala air mata darah manusia
mengambil alih. Kanak-kanak mula beruban rambut. Ibu-ibu yang memikul
anaknya mencampakkan mereka.

Manusia kelihatan mabuk padahal mereka sebenarnya tidak mabuk.
Rasulullah SAW Membela Umatnya Di padang mahsyar orang yang mula-mula
berusaha ialah nabi Ibrahim as.

Baginda bergantung dengan asap Arsy yang naik lalu menyeru: "TuhanKu dan
Penguasaku! Aku adalah khalilMu Ibrahim. Kasihanilah kedudukanku pada
hari ini! Aku tidak meminta kejayaan Ishak dan anakku pada hari ini."

Allah Taala berfirman: "Wahai Ibrahim! Adakah kamu melihat Kekasih
mengazab kekasihnya." Nabi Musa as datang. Baginda bergantung dengan
asap Arsy yang naik lalu menyeru: "KalamMu. Aku tidak meminta kepadaMu
melainkan diriku. Aku tidak meminta saudaraku Harun. Selamatkanlah aku
dari kacau bilau Jahanam!" Isa as datang di dalam keadaan menangis.

Baginda bergantung dengan Arsy lalu menyeru: "Tuhanku. Penguasaku.
Penciptaku! Isa roh Allah. Aku tidak meminta melainkan diriku.
Selamatkanlah aku dari kacau bilau Jahanam!" Suara jeritan dan tangisan
semakin kuat.

Nabi Muhammad SAW menyeru: "Tuhanku. Penguasaku Penghuluku. !Aku tidak
meminta untuk diriku. Sesungguhnya aku meminta untuk umatku dariMu!"
Ketika itu juga, neraka Jahanam berseru: "Siapakah yang memberi syafaat
kepada umatnya?"

Neraka pula berseru: "Wahai Tuhanku. Penguasaku dan Penghuluku!
Selamatkanlah Muhammad dan umatnya dari seksaannya! Selamatkanlah mereka
dari kepanasanku, bara apiku, penyeksaanku dan azabku! Sesungguhnya
mereka adalah umat yang lemah. Mereka tidak akan sabar dengan
penyeksaan." Malaikat Zabaniah menolaknya sehingga terdampar di kiri
Arsy. Neraka sujud di hadapan Tuhannya.

Allah Taala berfirman: "Di mana matahari?" Maka, matahari dibawa
mengadap Allah Taala. Ia berhenti di hadapan Allah Taala. Allah Taala
berfirman kepadanya: "Kamu! Kamu telah memerintahkan hambaKu untuk sujud
kepada kamu?" Matahari menjawab. "Tuhanku! Maha Suci diriMu! Bagaimana
aku harus memerintahkan mereka berbuat demikian sedangkan aku adalah
hamba yang halus?"

Allah Taala berfirman: "Aku percaya!" Allah Taala telah menambahkan
cahaya dan kepanasannya sebanyak 70 kali ganda. Ia telah dihampirkan
dengan kepala makhluk." I

bnu Abbas r.h. berkata: "Peluh manusia bertiti dan sehingga mereka
berenang di dalamnya. Otak-otak kepala mereka menggeleggak seperti
periuk yang sedang panas. Perut mereka menjadi seperti jalan yang
sempit. Air mata mengalir seperti air mengalir. Suara ratap umat-umat
manusia semakin kuat. Nabi Muhammad SAW lebih-lebih lagi sedih. Air
matanya telah hilang dan kering dari pipinya. Sekali, baginda SAW sujud
di hadapan Arsy dan sekali lagi, baginda SAW rukuk untuk memberi syafaat
bagi umatnya. Para Nabi melihat keluh kesah dan tangisannya.

Mereka berkata: "Maha Suci Allah! Hamba yang paling dimuliakan Allah
Taala ini begitu mengambil berat, hal keadaan umatnya.

Daripada Thabit Al-Bani, daripada Usman Am Nahari berkata: "Pada suatu
hari Nabi SAW menemui Fatimah Az-Zahara' r.h. Baginda SAW dapati, dia
sedang menangis."

Baginda SAW bersabda: "Permata hatiku! Apa yang menyebabkan dirimu
menangis?" Fatimah menjawab: "Aku teringat akan firman Allah Taala."
"Dan, kami akan mehimpunkan, maka Kami tidak akan mengkhianati walau
seorang daripada mereka." L

alu Nabi SAW pun menangis. Baginda SAW bersabda: "Wahai permata hatiku!
Sesungguhnya, aku teringat akan hari yang terlalu dahsyat. Umatku telah
dikumpulkan pada hari kiamat dikelilingi dengan perasaan dahaga dan
telanjang. Mereka memikul dosa mereka di atas belakang mereka. Air mata
mereka mengalir di pipi." Fatimah r.h. berkata: "Wahai bapaku! Apakah
wanita tidak merasa malu terhadap lelaki?"

Baginda SAW menjawab: "Wahai Fatimah! Sesungguhnya, hari itu, setiap
orang akan sibuk dengan untung nasib dirinya. Adapun aku telah mendengar
Firman Allah Taala:" Bagi setiap orang dari mereka, di hari itu atau
satu utusan yang melalaikan dia." ( Abasa: 37) Fatimah ra. bertanya: "Di
mana aku hendak mendapatkanmu di hari kiamat nanti, wahai bapaku?"
Baginda SAW menjawab: "Kamu akan menjumpaiku di sebuah telaga ketika aku
sedang memberi minum umatku." Fatimah r.h. bertanya lagi: "Sekiranya aku
dapati kamu tiada di telaga?"

Baginda SAW bersabda: "Kamu akan menjumpaiku di atas Sirat sambil
dikelilingi para Nabi. Aku akan menyeru: "Tuhan Kesejahteraan! Tuhan
Kesejahteraan! Para malaikat akan menyambut: "Aamiin."

Ketika itu juga, terdengar seruan dari arah Allah Taala lalu berfirman:
"Nescaya akan mengikuti kata-katanya pada apa yang kamu sembah." Setiap
umat akan berkumpul dengan sesuatu yang mereka sembah. Ketika itu juga,
neraka Jahanam melebarkan tengkuknya lalu menangkap mereka sebagaimana
burung mematuk kacang.

Apabila seruan dari tengah Arsy kedengaran, maka manusia yang
menyembahNya datang beriring. Sebahagian daripada orang yang berdiri di
situ berkata: "Kami adalah umat Muhammad SAW!"

Allah Taala berfirman kepada mereka: "Mengapa kamu tidak mengikuti orang
yang kamu sembah?" Mereka berkata: "Kami tidak menyembah melainkan Tuhan
Kami. Dan, kami tidak menyembah selainNya."

Mereka ditanya lagi: "Kami mengenali Tuhan kamu?" Mereka menjawab: "Maha
Suci diriNya! Tiada yang kami kenali selainNya." Apabila ahli neraka
dimasukkan ke dalamnya untuk diazab, umat Muhammad SAW mendengar bunyi
pukulan dan jeritan penghuni neraka. Lalu malaikat Zabaniah mencela
mereka. Mereka berkata: "Marilah kita pergi meminta syafaat kepada
Muhammad SAW!"

Manusia berpecah kepada tiga kumpulan. 1. Kumpulan orang tua yang
menjerit-jerit. 2. Kumpulan pemuda. 3. Wanita yang bersendirian
mengelilingi mimbar-mimbar. Mimbar para Nabi didirikan di atas kawasan
lapang ketika kiamat.

Mereka semua berminat terhadap mimbar Nabi Muhammad SAW. Mimbar Nabi
Muhammad SAW terletak berhampiran dengan tempat berlaku kiamat. Ia juga
merupakan mimbar yang paling baik, besar dan cantik. Nabi adam as dan
isterinya Hawa berada di bawah mimbar Nabi SAW.

Hawa melihat ke arah mereka lalu berkata: "Wahai Adam! Ramai dari
zuriatmu dari umat Muhammad SAW serta cantik wajah mereka. Mereka
menyeru: "Di mana Muhammad?" Mereka berkata: "Kami adalah umat Muhammad
SAW. Semua umat telah mengiringi apa yang mereka sembah. Hanya tinggal
kami sahaja.

Matahari di atas kepala kami. Ia telah membakar kami. Neraka pula,
cahaya juga telah membakar kami. Timbangan semakin berat. Oleh itu
tolonglah kami agar memohon kepada Allah Taala untuk menghisab kami
dengan segera! Sama ada kami akan pergi ke syurga atau neraka." Nabi
Adam as berkata: "Pergilah kamu dariku! Sesungguhnya aku sibuk dengan
dosa-dosaku. Aku mendengar firman Allah Taala: Dan dosa Adam terhadap
Tuhannya kerana lalai. Mereka pergi berjumpa nabi Nuh as yang telah
berumur, umur yang panjang dan sangat sabar. Mereka menghampirinya.
Apabila nabi Nuh as melihat mereka, dia berdiri.

Pengikut (umat Nabi Muhammad SAW) berkata: "Wahai datuk kami, Nuh!
Tolonglah kami terhadap Tuhan kami agar Dia dapat memisahkan di antara
kami dan mengutuskan kami dari ahli syurga ke syurga dan ahli neraka ke
neraka." Nabi Nuh as berkata: "Sesungguhnya, aku sibuk dengan
kesalahanku. Aku pernah mendoakan agar kaumku dimusnahkan. Aku malu
dengan Tuhanku. Pergilah kamu berjumpa Ibrahim kekasih Allah Taala!
Mintalah kepadanya agar menolong kamu!"

Nabi Ibrahim as berkata: "Sesungguhnya aku pernah berbohong di dalam
usiaku sebanyak tiga pembohongan di dalam Islam. Aku takut dengan
Tuhanku. Pergilah kamu berjumpa Musa as! Mintalah pertolongan darinya!"

Nabi Musa as berkata: "Aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah membunuh
seorang jiwa tanpa hak. Aku membunuhnya bukan dari kemahuanku sendiri.
Aku dapati dia melampaui batas terhadap seorang lelaki Islam. Aku ingin
memukulnya. Aku terperanjat kerana menyakitinya lalu menumbuk lelaki
tersebut. Ia jatuh lalu mati. Aku takut terhadap tuntutan dosaku.
Pergilah kamu berjumpa Isa as!"

Mereka pergi berjumpa nabi Isa a.s. Nabi Isa a.s. berkata: "Sesungguhnya
Allah Taala telah melaknat orang-orang Kristian.

Mereka telah mengambil aku, ibuku sebagai dua Tuhan selain Allah Taala.
Hari ini, aku malu untuk bertanya kepadaNya mengenai ibuku Mariam."
Mariam, Asiah, Khadijah dan Fatimah Az-Zahra' sedang duduk.

Ketika Mariam melihat umat Nabi Muhammad SAW dia berkata: "Ini umat Nabi
Muhammad SAW. Mereka telah sesat dari Nabi mereka." Suara Mariam, telah
didengari oleh Nabi Muhammad SAW Nabi Adam a.s. berkata kepada nabi
Muhammad SAW. "Ini umatmu, wahai Muhammad! Mereka berkeliling mencarimu
untuk meminta syafaat kepada Allah Taala."

Nabi Muhammad SAW menjerit dari atas mimbar lalu bersabda: "Marilah
kepadaku, wahai umatku! Wahai sesiapa yang beriman dan tidak melihatku.
Aku tidak pernah lari dari kamu melainkan aku sentiasa memohon kepada
Allah Taala untukmu!" Umat Nabi Muhammad SAW berkumpul di sisinya. T

erdengar suara seruan: "Wahai Adam! Ke marilah kepada Tuhanmu!" Nabi
Adam as berkata: "Wahai Muhammad! Tuhanku telah memanggilku. Moga-moga
Dia akan meminta kepadaku."

Nabi Adam as pergi menemui Allah Taala. Allah Taala berfirman kepadanya:
"Wahai Adam! Bangunlah dan hantarkan anak-anakmu ke neraka!" Nabi Adam
as bertanya: "Berapa ramai untukku kirimkan?" Allah Taala berfirman:
"Setiap seribu lelaki kamu hantarkan seorang ke syurga, 999 orang ke
neraka."

Allah Taala berfirman lagi: "Wahai Adam! Sekiranya Aku tidak melaknat
orang yang berdusta dan Aku haramkan pembohongan, nescaya Aku akan
mengasihi anakmu keseluruhannya. Akan, tetapi, Aku telah janjikan syurga
bagi orang yang mentaatiKu Neraka pula bagi orang yang menderhakaiKu Aku
tidak akan memungkiri janji Wahai Adam! Berhentilah di sisi Mizan
(timbangan).

Sesiapa yang mempunyai berat pada kebaikannya daripada dosanya walaupun
seberat biji sawi, bawalah dia untuk memasuki syurga tanpa perlu
berunding denganKu! Sesungguhnya Aku telah menjadikan bagi mereka, satu
kejahatan dengan satu dosa.

Manakala satu kebaikan dengan sepuluh pahala agar memberitahu mereka
bahawa, sesungguhnya Aku tidak akan memasukkan mereka ke dalam neraka
melainkan setiap yang kembali akan dikembalikan dengan dosa bagi orang
yang melampaui batas."

Nabi Adam as berkata: "Tuhanku! Penguasaku! Engkau lebih utama bagi
menghisab berbanding aku. Hamba itu adalah hambaMu dan Engkau Maha
Mengetahui sesuatu yang ghaib!"

Umat Muhammad SAW Diseru Meniti Sirat Allah Taala menyeru: "Wahai
Muhammad! Bawalah umatmu untuk dihisab dan lintaskan mereka di atas
Sirat yang dilebarkan. Panjangnya sejauh 500 tahun perjalanan." Malaikat
Malik berdiri di pintunya (neraka). Dia menyeru: "Wahai Muhammad!

Sesiapa yang datang dari umatmu dan bersamanya ada perlepasan dari Allah
Taala, maka dia akan terselamat. Sekiranya sebaliknya maka, dia akan
terjatuh di dalam neraka. Wahai Muhammad! Katakan kepada orang yang
diringankan agar berlari! Katakan kepada orang yang diberatkan agar
berjalan!"

Nabi Muhammad SAW bersabda kepada malaikat Malik: "Wahai Malik! Dengan
kebenaran Allah Taala ke atasmu, palingkanlah wajahmu dari umatku
sehingga mereka dapat melepasi! Jika tidak, hati mereka akan gementar
apabila melihatmu." Malaikat Malik memalingkan mukanya dari umat Nabi
Muhammad SAW. Umat Nabi Muhammad SAW telah di pecahkan kepada sepuluh
kumpulan. Nabi Muhammad SAW mendahului mereka lalu bersabda kepada
umatnya: "Ikutlah aku wahai umatku di atas Sirat ini!"

Kumpulan pertama berjaya melintasi seperti kilat yang memancar.

Kumpulan kedua melintasi seperti angin yang kencang.

Kumpulan ketiga melintasi seperti kuda yang baik.

Kumpulan yang keempat seperti burung yang pantas.

Kumpulan yang kelima berlari.

Kumpulan keenam berjalan.

Kumpulan ketujuh berdiri dan duduk kerana mereka dahaga dan penat.
Dosa-dosa terpikul di atas belakang mereka. Nabi Muhammad SAW berhenti
di atas Sirat. Setiap kali, baginda SAW melihat seorang dari umatnya
bergayut di atas Sirat, baginda SAW akan menarik tangannya dan
membangunkan dia kembali.

Kumpulan kelapan menarik muka-muka mereka dengan rantai kerana terlalu
banyak kesalahan dan dosa mereka. Bagi yang buruk, mereka akan menyeru:
"Wahai Muhammad SAW!" Nabi Muhammad SAW berkata: "Tuhan! Selamatkan
mereka! Tuhan! Selamatkan mereka"! Kumpulan ke sembilan dan ke sepuluh
tertinggal di atas Sirat.

Mereka tidak diizinkan untuk menyeberang. Dikatakan bahawa, di pintu
syurga, ada pokok yang mempunyai banyak dahan. Bilangan dahannya tidak
terkira melainkan Allah Taala sahaja yang mengetahui. Di atasnya ada
kanak-kanak yang telah mati semasa di dunia ketika umur mereka dua
bulan, kurang dan lebih sebelum mereka baligh. Apabila mereka melihat
ibu dan bapa mereka, mereka menyambutnya dan mengiringi mereka memasuki
syurga. Mereka memberikan gelas-gelas dan cerek serta tuala dari sutera.

Mereka memberi ibu dan bapa mereka minum kerana kehausan kiamat. Mereka
memasuki syurga bersama-sama. Hanya tinggal, kanak-kanak yang belum
melihat ibu dan bapa mereka.

Suara tangisan mereka semakin nyaring. Mereka berkata: "Aku mengharamkan
syurga bagi diriku sehingga aku melihat bapa dan ibuku." Kanak-kanak
yang belum melihat ibu dan bapa mereka telah berkumpul. Mereka berkata:
"Kami masih di dalam keadaan yatim di sini dan di dunia." Malaikat
berkata kepada mereka: "Bapa-bapa dan ibu-ibu kamu terlalu berat dosa
mereka. Mereka tidak diterima oleh syurga akibat dosa mereka."

Mereka terus menangis malah lebih kuat dari sebelumnya lalu berkata:
"Kami akan duduk di pintu syurga moga-moga Allah Taala mengampuninya dan
menyatukan kami dengan mereka." Demikianlah! Orang yang melakukan dosa
besar akan dikurung di tempat pembalasan yang pertama oleh mereka iaitu
Sirat. Ia dipanggil "Tempat Teropong." Kaki-kaki mereka akan tergantung
di Sirat.

Nabi Muhammad SAW melintasi Sirat bersama orang-orang yang soleh di
kalangan yang terdahulu dan orang yang taat selepasnya. Di hadapannya,
ada bendera-bendera yang berkibaran. Bendera Kepujian berada di atas
kepalanya. Apabila bendera baginda menghampiri pintu syurga, kanak-kanak
akan meninggikan tangisan mereka.

Rasulullah SAW bersabda: "Apa yang berlaku pada kanak-kanak ini?"
Malaikat menjawab: "Mereka menangis kerana berpisah dengan bapa dan ibu
mereka. "Nabi SAW bersabda: "Aku akan menyelidiki khabar mereka dan aku
akan memberi syafaat kepada mereka, Insya Allah."

Nabi Muhammad SAW memasuki syurga bersama umatnya yang berada di
belakang. Setiap kaum akan kekal didalam rumah-rumah mereka. Kita
memohon kepada Allah Taala agar memasukkan kita di dalam keutamaan ini
dan menjadikan kita sebahagian daripada mereka.